Doa untuk ibu

Tuesday, January 17, 2023

Barakallah Fii Umriik ibuku

Aku tahu setelah kepergian bapak, tidak mudah menjadi ibu yang memiliki seorang anak gadis berusia nyaris 27 tahun yang belum menikah.

Tapi alih-alih memberikan tekanan untukku (yang ibu tahu aku tidak akan mempan ditekan) ibu memilih mengingatkan aku untuk bangun disepertiga malam agar berdoa dan melibatkan Allah disetiap ikhtiar.

Aku tahu tidak mudah menjadi ibu yang anak-anaknya belum mapan-mapan amat secara finansial diusia dewasa ini

Tapi alih-alih menyuruh-nyuruh kami 'mengumpulkan harta' ibu adalah orang yang justru selalu mengingatkan ku untuk bersyukur dan menyisihkan minimal 2.5% penghasilan yang kudapat untuk diberikan kepada yang membutuhkan.

Bahkan ketika aku malas bekerja pun ibu orang yang selalu mengingatkan ku agar 'bekerja yang bener' demi mencari keberkahan.

Aku tahu setelah kepergian bapak, ibu harus berjuang sendiri membersamai anak-anak ibu yang mungkin masih jauh 'dari ekspektasi orang lain'

Ibu mungkin merasa takut, kepikiran, lebih- lebih karena bac*tan netizen

Tapi bu

Apapun yang terjadi dalam hidupku saat ini. Entah bentuknya rezeki atau ujian, Insya Allah aku ridha, ikhlas dan bahagia. 

Asalkan bersama dengan ibu, hidupku baik-baik saja ♥️

Terima kasih udah jadi ibu yang sangat kuat, mandiri, tidak pernah menyusahkan anak-anaknya :( 

Terima kasih telah menjadi ibu yang selalu mendoakan kami, dan memberikan kepercayaan penuh kepada anak-anaknya dalam memilih jalan hidupnya.

Terima kasih tidak pernah memaksakan apapun untukku yang super duper keras kepala ini.

Terima kasih telah menjadikanku anak perempuan yang merdeka dalam berfikir, melangkah, bermimpi, berjuang, dan melakukan apapun hal yang aku suka.

Walaupun sering marah-marah, dan super disiplin yang kadang bikin emosi karena 'bisa gak santai dikit' hehe tapi ibu tetap panutan q! 

Doaku semoga ibu selalu sehat, panjang umur, senantiasa dilimpahi berkah dan kasih sayang Allah.

Terus doakan aku ya bu, mudah-mudahan bisa jadi anak salihah buat bapak dan bisa bahagiain ibu teruus :( 

Menjalani Hari Setelah Kepergian Bapak

Sunday, January 15, 2023


Bagaimana aku hari ini? Satu setengah tahun setelah kepergian bapak?


Terasa "sudah lama" berlalu, namun rasanya seperti 'baru kemarin"


Dan sepertinya, akan selalu seperti itu, entah sampai kapan :')

Kebanggaan Seorang Puteri untuk Ayahnya

Saturday, January 14, 2023

Iam a proud daughter with all of your dedication in your life.
You always be my role model ♥️

-

Bapak adalah orang yang gigih dalam berjuang, punya semangat yang tinggi. Ngga mudah goyah dengan segala rintangan, fokuuss banget!

Tekad nya kuat, berdedikasi di jalan Dakwah, sangat senang belajar! Gemar membaca, pandai olahraga, suara ngajinya bagus, dan sangat ramah.

Bapak orang yang sangat percaya diri, nggak minderan meski kerap disepelakan karena penampilan.

Ya! Bapak orang yang sangat SEDERHANA.
Meski punya uang bapak hampir nggak pernah beli sepatu/baju baru, apalagi yang bermerek mahal. Nggak pernah punya keinginan makan di tempat-tempat mevvah/punya barang agak bermerek.

Aku ngga pernah tahu alasan kenapa bapak memilih hidup sederhana BANGET, kadang kami malah yang kesal karena bapak sering dikira gembel :') ibu kadang sering bete karena udah tau mau ketemu orang penting tapi bajunya jele :') 

Tapi kini aku baru sadar sih, bapak memilih hidup sederhana karena kualitas seseorang tidak terletak pada apa yang dia pakai. Tapi legacy, kebermanfaat hidupnya.

Bapak udah nggak ada, tapi beliau meninggalkan banyak sekali pada kami. 

Bukan harta, tapi cara hidup, pilihan hidup dan 'contoh' bagaimana kami harus hidup dengan sebaik-baiknya.

Yang paling mahal dalam diri seorang adalah "value hidupnya"

Harta, tahta, bener-bener cuma sementara.
Tapi hal baik yang tertanam dan tertuai itu abadi.

-

Allahummafirlahu Warhamhu Waafihi Wafuanhu

Semoga segala jejak kebaikan bapak bisa menjadi pemberat amal, menyinari kubur bapak dengan cahaya yang terang benderang

Semoga Allah ampunkan segala dosa bapak, Allah berikan kasih-sayang-Nya sehingga bapak berada di tempat yang teduh, di tempat orang-orang saleh berkumpul

Aamiin Yaa Rabbal Alamin 🤲

***

Tulisan ini dibuat sebagai upaya mengabadikan memori. Mudah-mudahan jika ada secuil kebaikan bisa menjadi ladang amal untuk beliau.

Azan Terakhir

 Aku baru tahu, ternyata saat bapak dalam prosesi pemakaman, adekku adalah orang yang mengumandangkan azan terakhir 😭


Jujur aku sempat nggak percaya 'masak sih? Kan adek nggak pakek hazmat,' ucapku.

Keraguan ini tentu bukan tanpa alasan mengingat prosesi bapak disalatkan sampai dimakamkan bener-bener ketat :( 


Aku pun baru benar-benar percaya adikku mengumandangkan azan terakhir saat hal ini dikonfirmasi oleh saudara-saudaraku :(


Aku dan ibuku bener-bener baru tahu hal ini hari ini. 4 Desember 2022 :') 


Selama ini, nggak ada yang bercerita pada kami, termasuk adik.


-


Saat mendengarnya, hatiku begitu berkecamuk, ada rasa bangga, syukur meski tak kupungkiri hatiku juga sangat sesak mengingat kematian bapak :( 


"Semua yang dateng ke pemakaman nangis semua,"


Aku pikir kalimat tersebut hanya 'kata orang angin lalu' sampai aku baru bener-bener percaya saat mendengarnya sendiri dari saudaraku.


***


Mendengar cerita tersebut, aku semakin paham ...

Adikku pun mengalami duka yang begitu berat.


Segala 'upaya terakhir' telah ia perjuangankan semaksimal mungkin.


Jika aku begitu pahit menyaksikan kematian dari kejauhan. Adikku pun mungkin jadi orang yang paling terluka hari itu.

Melihat, menyaksikan sendiri ayah nya tiada di depan mata 😭


-


Dia memutuskan pulang dari Surabaya disaat tak ada satupun transportasi yang bisa dikendarai, begitu sampai langsung menunggu bapak di rumah sakit, sekaligus bolak balik merawat aku dan ibuku yang sakit.


Berhari2 ia berjuang sampai akhirnya Allah berkehendak lain.

Saat bapak dikabarkan tiada, ia pun harus datang ke RS sendirian!

Mengurusi pemakaman sendirian, wira-wiri, menerima tamu sendirian.


Maka pecah tangis saat pulang pemakaman wajar bila tak terbendung.


Pasti berat sekali rasanya mengumandangkan azan terakhir di jenazah bapak yaa dek.

Tapi aku bangga bangettt. Alhamdullillah, ada hal baik yang bisa kamu lakukan untuk terakhir kalinya, sedang aku? Mungkin hanya bisa meratapi duka kehilangan yang begitu berat ini :'


Dek, youre such a good son! Kamu bener-bener anak berbakti yang layak jadi anak kesayangan bapak sama ibu.

14 Desember

 Dec 14, 2022


Hari ini hari kelahiran bapak di KTP yang konon kata saudara-saudara bapak, tahun kelahiran bapak di KTP bukanlah tahun yang sesungguhnya.


Maklum, zaman dahulu kan pencatatan sipil belum rapih-rapih amat, jadi ya dicatat ala kadarnya. 

Yang itu artinya, kemungkinan usia bapak jauh lebih tua daripada yang tertera di KTP


***


Hari ini aku berhasil tidak menangis.

Tapi saat menulis ini ada sesak dan sakit di dada dan tulang punggung yang terasa


Entah perasaan berduka ini hingga kapan akan bersemayam

Tapi aku tak lagi mengelak


Nggak papa kalau masih merasa sedih dan kehilangan 

Merawat perasaan ini -yang meski sesak- dapat tembuatku terus mengingat & dan bersemangat melakukan kebiasaan-kebiasaan baik bapak


Aku pernah mendengar sebuah kisah seorang anak yang sangat salih. Sangking salih nya saat ia kehilangan sang ayah, dia tidak pernah luput melakukan salat Tahajud karena duka yang begitu hebat yang dirasakan karena kehilangan.


Terkisah pula ada ortu yang Allah angkat derajat nya karena anak nya rajin ber istighfar untuk ortunya yang telah tiada.


Sungguh jauh rasanya bisa se saleh itu ya Allah, berat. Tapi mudah-mudahan rahmat, hidayah dan kasih sayang Mu lebih luas  untukku. Kau mampukan aku agar dapat memberi dan berbuat banyak kebaikan atas nama bapak 🙏


Aamiin, Bismillah, Insya Allah...

WISUDA

 Dulu, aku begitu naif.

Merasa wisuda nggak penting-penting amat. Terlalu keras kepala dengan prinsip egois 'yang penting buru-buru lulus biar nggak pengangguran'


Angkuh dan tak tahu diri seolah-olah wisuda hanya tentang-AKU- sampai terlupa bahkan sedikitpun tak mengingat bahwa sesungguhnya wisuda adalah proses pencapaian dari perjuangan orang tua menyekolahkan anak-anaknya. Yang tak ada salahnya kita rayakan sebagai bentuk terima kasih tuk mereka ~


Hari ini aku menyaksikan sendiri,

Bagaimana para bapak ibu mengenakan pakaian terbaik mereka karena anaknya berhasil jadi sarjana

Mereka merekam segala situasi wisuda. Bahkan selembar undangan wisuda saja tak luput mereka abadikan


Aku jadi merefleksi diri, bagaimana perasaanku orang tua ku dulu?

Aku menunda wisuda berbulan-bulan. Meski wisuda online aku pun malas menghadiri prosesi nya. Aku tak membiarkan orang tuaku merayakan wisuda anaknya akibat pemikiran egois ku 


Maaf ya pak, bu


Pasti sakit sekali dua anaknya sudahlah angkatan corona, anak perempuan pertamanya keras kepala sok-sokan gamau wisuda :') 


Ternyata sedih juga ya ngga pernah ngrasain wisuda :') 

Bukan karena prosesinya, tapi momentum melihat ortu bahagia atas pencapaian anaknya-yang walopun sederhana- ternyata begitu bermakna 💔

Kesalahan Terbesar

 Salah satu kesalahan terbesar yang kulakukan saat bapak nggak ada adalah 'memaksakan diri untuk SEGERA baik-baik saja'


Ketidakberdayaanku, kesedihanku, ketidakpercaayaanku, kemarahanku, kekecewaanku, ketidaksiapanku, dan segala keruwetan perasaan yang terasa luput untuk ku validasi


Aku terlalu buru-buru untuk "bangkit", berlindung dibalik "kembali beraktifitas" padahal aslinya super rapuh dan lemah.


Aku menahan perasaanku terlalu banyak, hingga akhirnya menumpuk 

Melumpuhkan segala energi, pikiran bahkan fisik menjadi super awut-awutan. Nggak karuan.


Berbulan bulan lamanya aku merasa sok kuat, akhirnya menyerah juga

Ternyata aku tak sekuat itu :') 

Dan itu nggak papa.

Mengakui, memvalidasi segala perasaan 'SEDIH' kita justru meringankan sedikit beban.


Untuk siapapun yang pernah, atau sedang merasakan kedukaan its okay to not be okay.

Merasa tidak baik-baik saja saat itu lebih baik, daripada berusaha tegar namun itu hanya menumpuk sesak berkepanjangan :( 

Kehilangan Ayah

Sunday, January 1, 2023

 Setiap mengingat bapak telah berpulang, aku selalu tak kuasa menahan air mata.


'Ini beneran aku udah nggak punya bapak?'

'Ini beneran bapak udah nggak ada?'


Ketidaksanggupan menjawab pertanyaan tersebut membuat dada terasa begitu sesak :') 


Pikiran hanya dipenuhi memori kehilangan, rasa bersalah, dan harapan ingin punya kesempatan kedua buat membahagiakannya.


Tapi disaat yang bersama juga sadar itu tak mungkin.


Hanya bisa mengeluarkan air mata sambil memvalidasi segala perasaan yang sangat emosional.

Membiarkan semuanya teraduk-aduk,


Biarlah menjadi manusia yang rapuh,

Karena memang kerapuhan lah yang mampu mendefinisikan sebagian kecil perasaan kehilangan.

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS