2022 Belajar Apa?

Saturday, December 31, 2022

 Tahun ini aku mencoba belajar mendefinisikan 'pencapaian' dengan perspektif yang lebih sederhana.


Sederhana namun cukup membuat mataku berkunang-kunang menahan bongkahan air di kedua mata.


Kadang kita berfikir bahwa harta, status, jabatan, dan hal-hal yang sifatnya hitung-hitungan adalah sebuah pencapaian yang wajib-harus-kudu di perjuangan dan 'berhasil digapai'


Nggak salah juga sih berambisi. Itu juga bagus.


Namun bila hal-hal kasat mata belum Allah izinkan buat dicapai, mari tengok dengan 'kacamata lain'


Berbakti kepada orang tua misalnya.


Aku menjumpai banyak temen-temen yang Allah berikan ujian ortu nya sakit atau bahkan kehilangan.

Beberapa diantara mereka terpaksa menunda impian, membagi waktu untuk merawat ortu, atau bahkan berbalik arah menekan ego demi 'menaati perintah' ortu.


Tahukah kamu?

Bagiku, anak-anak ini adalah anak-anak dengan pencapaian paling LUAR BIASA! 

Orang tua mereka berhasil mendidik putera puterinya menjadi anak-anak qurratayun..


Berhasil menuntun putera putrinya meraih keridhaan Allah dengan cara yang paling mulia


Bukankah ridha Allah tergantung pada keridhaan ortu? 


Merawat ortu yang sakit, menemani masa tua mereka yang semakin terasa 'berjarak', tentu bukan perkara mudah.


Entah tangisan, keluhan, amarah apa yang anak-anak ini coba pendam dan redam demi menundukkan ego mereka.


Perjalanannya sulit, tapi percayalah teman-teman disaat tenaga kita terasa lelah, tangis kita pecah, didera beragam perasaan ingin menyerah, Insya Allah kasih sayang Allah pun berlimpah.


Sekali lagi, bisa punya kesempatan berbakti sama ortu apalagi ditengah situasi sulit adalah PECAPAIAN yang patut dirayakan.


Kau tahu kenapa? 


Karena nggak semua anak bisa berbakti sama ortu nya dan berbakti kepada ortu itu 'nggak untuk semua' anak 🥺♥️


Selamat untuk kamu yang hatinya begitu luas mencintai ayah ibumu dengan segala ketidaksempurnaan mereka di hari tuanya 💔

Mix Feeling

Monday, December 12, 2022

 Akhir-akhir ini suasana hatiku sedang tidak karuan

Aku bahkan sengaja mengambil cuti haid yang seumur-umur tak pernah kulakukan

Aku menghamburkan uang hanya untuk jajan makanan yang sebenarnya nggak pengen-pengen amat (serius ini boros, dan nggak penting)


Segala ke-impulsif-an ini terjadi karena keruwetan pikiran yang tidak bisa ku urai satu-satu


Antara bingung, sedih bercampur aduk jadi satu


Hmmm tapi kata orang move on! Life must go on!


Tapi kadang susah dan agak berat ya buat 'go' terus


Emang kadang-kadang butuh melambat, menikmati hal-hal yang kita jalani, lebih-lebih jika diberi rasa bahagia di dalamnya.


Karena kalau esok lusa nikmatnya 'ditarik' meski untuk sementara

Rada-rada bikin galau juga ya :') 

Ajining Diri Ono Ing Lathi

Saturday, December 3, 2022

Di umur 25+ ini pasti akan tiba masanya diri kita dibuat lelah dengan 'omongan orang'.


Dengan ekspektasi dan keharusan-keharusan yang terus dibentur benturkan.


Jalan, pilihan, bahkan takdir Tuhan yang kita jalani ada saja celah untuk 'dikomentari'


Tentang cinta, pernikahan, karir, kemapanan, anak, dan segala tetek bengek urusan privat ini  seakan menjadi urusan publik.


Orang sibuk sekali mengomentari. Membuat ukuran-ukuran 'seharusnya' tapi mereka sendiri juga nggak paham apa parameternya.


Orang sibuk memberi penilaian baik dan buruk, tapi lupa untuk saling membantu, mendukung dan menguatkan.


Di dunia yang begitu berisik ini kadang sekuat apapun kita bertahan, santuy, EGP, tekanan-tekanan ini nggak pernah berhenti, berulang sampai akhirnya kadang-kadang meledak juga.


Untuk kamu yang memiliki hobi bertanya,


'Kapan lulus? Kok nggak lulus-lulus sih?'

'Sekarang kerja dimana? Lulusan kampus bagus kok ngga jadi PNS'

'loh lulusan kampus X kok kerjanya Y'

'Kapan nikah? Udah tua kalo nggak nikah-nikah nanti susah laku, susah punya anak'

'Udah nikah bertahun-tahun ngga pengen punya anak?

'Kok anak nya lambat ya jalannya? Nggak kayak anak lain?

'Anaknya kurus ya bu? Normal ngga BB nya?'

'Kapan punya adek lagi?'


Apalagi? 


Mari selalu ingat pesan ini


AJINING DIRI ONO ING LATHI


Harga dirimu terletak pada apa yang kamu ucapkan.


Jika kata-kata yang keluar dari mulutmu hanyalah pertanyaan kepo bernada sensi/iri/dengki, atau pernyataan judgemental yang terkesan menghakimi, mari refleksi. 


Jangan-jangan ada yang salah dalam diri ini.


Hidup ini terlalu singkat untuk tidak 'berinvestasi pada hal-hal baik' termasuk sikap kita , tutur kita pada orang lain 💙

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS