Jangan Jadi Perempuan Berprinsip, Repot!

Wednesday, March 27, 2024

Gue sedih ketika keperempuanan gue selalu dibentur-benturkan dengan banyak hal.

Misalnya, ketika gue belum menikah ada saja orang yang 'rebek' luar biasa seakan dunia dia hancur karena gue belum menikah. 
Lah, padahal gue sering menegaskan gue belum pengen nikah. Dan gue baik-baik saja.

Gue BUKAN GAK pengen nikah. Tapi BELUM. Dan di masa menanti ini, gue juga bukan nganggur, gabut dan main-main. Gue belajar, bekerja, dan sesekali upgrade diri. Entah ikut kelas, pengajian, dengerin kajian, atau bikin acara bareng temen-temen gue di kantin. Dan gue menggeluti itu dengan serius. 

Gue ini Insya Allah nggak tolol-tolol amat kok. 
Gue Insya Allah tahu kapasitas diri gue untuk menjemput jodoh terbaik gue dengan cara yang hormat. Bukan ditenteng-tenteng sembarangan, diobral seperti nggak punya harga diri. NGGAK! 

Gue memiliki prinsip ini pun bukan karena gue keras kepala tapi gue BELAJAR dan dengerin nasihat ustaz. 
Rezeki itu sudah ditentukan, tapi PROSES menjemputnya itu yang akan jadi nilai PAHALA atau DOSA.
CONTOH: Orang kerja/enggak, rezeki nya pasti akan sama. Udah ada takarannya. TAPI kalau dia bekerja dengan jalan halal itu akan dapat pahala. Kalau dia kerja dengan cara haram dia akan dapat dosa. 
Sama hal nya dengan jodoh 
Jodoh itu udah ditentuin. Tapi proses menjemputnya ini yang akan DIHISAB. 

Lah kalo gue nggak mau makek cara yang gak diridhai Tuhan gue, ya gue gak salah dong. 

Gue ngga gila hormat, tapi gue sangat benci direndahkan. Apalagi gue adalah Muslimah 
Sepanjang pengetahuan gue, di dalam agama yang gue anut (gue sih Islam kalo lo Islam KTP gue gatau) agama gue ngajarin untuk bersikap BAIK, SANTUN DAN LEMBUT pada perempuan.
Nggak ada ceritanya tuh orang Islam merendahkan perempuan. 

Intinya,

Gue tahu mana orang yang bisa gue andalkan dan gue percaya untuk gue tanya perihal jodoh bahkan gue minta mencarikan jodoh untuk gue.

Gue pun nggak pernah tutup mata untuk terus refleksi, belajar, membenahi diri, menyiapkan diri dan berpikir sejauh mana gue siap menikah.

***

Seringkali gue dihadapkan dengan orang yang maha benar. Merasa bahwa jadi perempuan jangan terlalu kerja keras. Jangan terlalu karir banget 

Sayangnya, gue tidak terlahir dari rahim Nagita Slavina dan Raffi Ahmad. 
Gue nyari tambahan duit jajan sejak gue SMP dengan menulis di koran. 

Gue terbiasa kerja keras sejak gue remaja. Walau bukan pekerjaan yang berat seperti dagang kue keliling atau kerjaan buruh, tapi gue gapernah dibiasain sama ortu gue 'ngatung'. 
Bahkan sejak gue SD gue berusaha nambah duit jajan dan tabungan gue dari hasil lomba - lomba yang gue ikutin.

Gue harus kerja keras karena kalo gue males, lu mau nafkahin gue? 

***

Ada pula orang yang meremehkan impian gue buat sekolah lagi. Katanya umur gue ketuaan buat sekolah lagi. Buat apa? 

Ya buat diri gue lah.

1. Gue nggak mau jadi orang yang pemikirannya tumpul. 
2. Gue pengen punya kontribusi buat Islam walopun bentuk nya kecil.

***

Gue tahu prinsip gue ini sering dicap nggak lumrah. Dianggap ndakik-ndakik bagi sebagian orang, tapi gue nggak peduli. Karena apa yang gue pegang bukan sesuatu yang merugikan orang lain dan zalim pada orang lain.

Gue belum menikah karena gue belum berhasil menemukan jodoh gue, toh gue selama ini gapernah nutup diri. Simply karena emang belum ada yang dateng 

Gue bekerja karena gue kalo gak bekerja gue musti ngapain? Goler-goler dikasur? 
Gue bekerja untuk diri terus upgrade skill gue, gue berharap dengan dihantam beragam resiko dan masalah pekerjaan, gue bisa jadi 'berlian' suatu hari nanti

Gue pengen sekolah lagi karena gue masih merasa butuh untuk upgrade ilmu. Simply masih ada hal-hal yang pengen gue tahu dan gue mau mempelajarinya. 

-

Gue tegas pada prinsip gue karena prinsip ini yang bisa mengantarkan gue di titik ini.
Prinsip yang gue rasa bisa membuat gue bisa berani melawan stigma yang menyebalkan. 
Membuat gue cukup kokoh tidak terbawa arus maksiat (Aamin Insyaa Allah) 

Mungkin dampaknya gak seberapa, tapi mudah-mudahan kalau ada kebaikan di dalamnya Allah SWT hitung sebagai pahala.
 
Gue nggak sempurna, bisa jadi gue salah atau pikiran gue berubah seiring gue nambah pengetahuan dalam proses belajar.

Tapi 1 yang pasti, gue gak mau jadi orang yang terpontang-panting dalam mengarungi ombak kehidupan. Gue pengen jadi orang yang ajeg dalam hal-hal baik.

Kalopun belum sempurna, merendahkan orang lain jelas bukan pilihan gue. 

No comments:

Post a Comment

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS