Membahagiakan Diri Sendiri

Saturday, December 22, 2018

Dua kali post terakhir selalu pakek awalan "akhir-akhir ini" wkwk so, let's try another words.

Beberapa waktu lalu, aku ketemu sama dua orang teman SMA ku. Kita ngobrol di rumahku sampai malam. Obrolannya yaa seputar kehidupan mbak mbak 20 tahunan lah :') hehe. Diskusi macam-macam yang hampir separuh obrolannya adalah obrolan berat. Mulai dari kesehatan, mental health, sampai soal menjalani warna-warni kehidupan yang gak bakal habis buat diobrolin.

Sampailah pada pembicaraan dimana aku bercerita tentang kekesalanku dengan omongan orang-orang yang menyudutkan ku. menganggap aku nggak santai dalam menjalani proses kehidupanku saat ini. Kata mereka aku suruh "Santai dan nikmatin aja apa yang aku jalanin saat ini". 
Aku kezeelll :(((
Guys, plis kalian pernah kan ngrasain gimana rasanya mumet nyari judul skripsi, pernah ngrasa galau kenapa nggak lulus-lulus, pernah ngrasa "gaenak sama ortu" karena belum bisa lulus cepet, atau sekadar mikir pengen jadi anak yang gak membebani ortu ? 
Pernah kan ? SAMA. AKU JUGA GUYS :')
Well, kenapa aku harus di santai-santaiin disaat kalian pasti pernah merasakan hal yang sama ? Kenapa nggak mencoba buat saling menyemangati, mendoakan yang terbaik ? hhhh.

Mungkin jawabannya adalah, mereka sudah melewati proses sulit ini, sedangkan aku belum.
Sehingga komunikasi yang terjalin jadi nggak tepat, dan malah membuat aku semakin down.

Dan di saat aku down, aku butuh orang lain yang paling nggak mengembalikan kepercayaan diriku bahwa "Kamu bisa melewati ini semua Luk". Faktanya hanya satu dua orang saja yang membantuku.
Adapun yang datang cuma "njawab sak kenek e" ada juga yang berusaha njawab dengan baik tapi malah terkesan semakin menjatuhkan ku.

Kemudian aku semakin kecewa.

Dan benar nasihat Ali Bin Abi Thalib. "Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup, dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia"

Kemudian aku intropeksi dan mikir, "Aku nggak bisa kayak gini"

"Aku harus menemukan sumber kebahagiaanku sendiri. dan kebahagiaan itu bersumber dari dalam diri ku sendiri"

Wina dan Lala juga pernah bilang -/+ "mulai sekarang opo-opo dewe Luk. Jangan bergantung sama orang lain, jangan apa-apa bareng A B C. Koe kudu isoh membahagiakan dirimu sendiri mboh pie carane"

Dan sekarang, Alhamdulillah aku lebih tenang dan lebih rilexs menjalani hari-hari.

Ternyata bener. kebahagiaan itu gaperlu kita cari, karena kita bisa membuatnya.

Hal yang aku lakukan adalah :
1. Silent dari zona dunia maya (group) yang membuat ku nggak nyaman. aku yang biasanya semangat buat kumpul-kumpul, fast respon saat chatting mulai menghindari hal-hal tersebut.
Dan ternyata itu berhasil membuat ku lega dan cukup tenang
2. Mengurung diri kamar.
Tidak bertemu banyak orang artinya mengurangi adanya gangguan yang bisa ganggu mood kita jadi makin gabaik.
3. Tidur
Cara efektif supaya kita nggak ingat masalah duniawi yang menipu ini. hehe

Intinya, sesulit apapun masalah dan ujian yang kita hadapi saat ini, jangan pernah berharap sama orang lain buat membantu kita. Karena nggak semua orang punya awareness dan tingkat respect yang sama. Dan tentunya orang lain punya priotitas lain yang lebih urgent daripada ngurusin masalahmu kan ? hehe. Belajar untuk kuat sendiri, mandiri, dan punya problem solving yang ampuh! Ketika kita tough, kita pasti punya cara buat membahagiakan diri sendiri. dan cara tiap orang pun masing-masing. Kamu perempuan, kamu pasti bisa! :)

Salam,


-Luluk Khoirunnisa-

No comments:

Post a Comment

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS