Hari ini aku membeli sebuah barang rumah tangga di sebuah warung kelontong.
Aku sendiri seneng pergi ke warung ini karena ibu-ibu penjualnya rumpik heboh dan seru.
Tapi hari ini aku agak mengkerutkan dahi karena menyadari "hmm warung ini kok mahal ya."
Seingatku harga barang yang ku cari di warung dekat rumahku cuma 12 ribu. Kok di warung ini 15 rebu ya. Sialan, batinku.
Kacek 2 ribu doang sih. Tapi disaat tanggal tua begini, ternyata dua ribu tetaplah berharga :')
Seketika aku langsung ingat bagaimana aku sering merundung ibuku yang memilih membeli barang di toko X ketimbang Y, hanya karena harganya lebih murah. Even kacek (read: selisih) nya nggak jauh-jauh amat, seribu dua ribu :')
"Halah kacek sewu bu," selorohku.
Seolah - olah 'yaudah seribu doang ngapain diribetin sih.'
Padahal, ya kalo lagi kere mah tetap berasa ya bun :'
Kini w paham kenapa seorang mak-mak memiliki jiwa ketelitian luar biasa perkara duit. Selain karena kita bukan Nagita Slavina, jenenge kacek yo tetep kacek.
Rugi dan naif banget rasanya membeli barang yang lebih mahal padahal nilai/value barangnya literally SAMA PERSIS.
Ku yang masih single saja ternyata sering kembang kempis melihat selisih harga yang -walopun serebu- tetap 'lumayan' menurutku. Apalagi kalau udah berumah tangga yang itungannya musti memet.
Selain itu, sekarang w juga paham kenapa kenaikan harga telur, beras, minyak dan kebutuhan pokok selalu jadi topic paling ruame di beragam media.
10 ribu tak akan pernah jadi 10 ribu bila kurang seribu. Thats why, kenaikan barang pokok sering kali memukul banyak lapisan masyarakat
Kebutuhannya penting, tapi tidak semua orang siap dan mampu dengan lonjakan harga. Mau itu dari segi fisik (income/salary) atau pun mental.
Karena (sekali lagi) kita bukan Sultan Andara atau cipung yang tidur saja menghasilkan uang :')
Kesadaran ini akhirnya membuat w agak kapok sih kayanya merundung pasukan ibu-ibu yang penuh perhitungan. Gw kudu ngerem komentar 'halah gur kacek xxx' kepada para ibu atau orang lain.
Karena kacek tetap lah kacek.
No comments:
Post a Comment