Butuh 'Kerendahan Hati' untuk Memahami "Rezeki" dan "Ujian" Dalam Satu Waktu

Tuesday, February 27, 2024

Setiap Selasa, biasanya aku mengantar ibu pengajian di Masjid Mangkunegaran. Sembari menunggu, aku bekerja di cafe belakang masjid. 

Hari ini, sesaat sebelum berangkat aku pergi ke tukang tambal ban untuk isi angin (pompa). 

Sembari menunggu bapaknya siap-siap, tiba-tiba saja aku berfikir kira-kira begini "Bapaknya ini gimana ya caranya dapat uang? Masak iya sih setiap hari ada yang nambal ban?" "Eh tapi kan kalau ada orang yang nambal ban, itu artinya yang motornya bocor kena sial doang?" "Hmm berarti bapaknya ini bisa dapet rezeki, kalau ada orang lain dapat ujian?"

Tiba-tiba pikiran tidak masuk akalku berpikir begini "Eh apa jangan-jangan ini yang dinamakan bersama kesulitan, ada kemudahan?"

Saat bapak tambal ban kesulitan dapat uang, kalau ada yang nambal berarti itu rezeki buat bapaknya

Begitupun sebaliknya, ketika orang yang ban nya bocor kan dapet ujian tuh, tapi ketika bisa nambal (ketemu tukang tambal ban) artinya dia dapat solusi dari 'ujiannya'.

"Hmm ternyata Allah tuh membagi porsi rezeki bisa setepat ini ya, ibarat sebuah rantai makanan, ini rumit lho. Tapi Allah bisa mengatur semuanya secara pas." gumamku.

 *

Aku yang akhir-akhir ini lagi agak sedih karena berasa duit segini-gini aja, susah banget naikkin income sejenak bisa merendah.

Segala keruwetan pikiran soal "rezeki" bisa agak sedikit mereda habis lihat tukang tambal ban. 

Terus apa yang bisa disimpulin?

Rumus pemberian rezeki itu sangat rumit. Otak manusia sepintar apapun nggak akan pernah bisa menghitungnya, apalagi memprediksinya.

Kadang yang kita perlukan tu cuma kerendahan hati untuk memahaminya.

Ujian yang kita rasakan bisa jadi rezeki buat orang lain. Atau rezeki kita pun juga bisa jadi juga jadi rezeki buat orang lain.

Dan kalaupun apa yang kita mau memang belum kita dapatkan, mungkin masih ditunda, atau diganti dengan yang lain atau memang tidak diberi karena bukan yang terbaik buat kita. 

Kita cuma perlu sedikit merendah sambil melatih hati sama pikiran untuk berkhusnudzon sama Allah SWT. Yakin sama apa-apa yang Allah kasih untuk kita sudah dengan porsi terbaiknya.

Walau praktiknya kita sering terjungkal dan kepleset, mudah-mudahan bisa menjadi orang yang selalu -setidaknya- mengusahakan hal-hal yang baik.

No comments:

Post a Comment

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS