Aku pikir kesedihan setelah kehilangan bapak tuk selamanya akan berjalan mudah.
Yaa kalau pun sedih paling banter satu atau dua hari saja.
Namun ternyata aku salah,
Bagi anak perempuan, ayah adalah cinta pertamanya.
Dan kehilangannya adalah duka dan sesak yang tak terhitung berapa lama ia akan sembuh
***
Bapak adalah orang yang mengajariku naik sepeda meski aku sering dimarahi berkali-kali karena nyaris jatuh
Bapak adalah orang pertama yang menemukan bakatku. Memberikan aku modal untuk berani berbicara.
Melatihku dan mengikutkan ku lomba pidato pertama kali hingga aku juara lomba sejak SD bahkan bisa menghasilkan uang jajan sendiri sejak SD!
Bapak adalah orang yang selalu setia menjemputku dan menungguku saat aku pulang malam.
'nduk' begitu panggil nya saat suara helm ku terdengar menyentuh lemari.
Kebiasaan bapak membaca dan menulis pun tanpa kusadari ku ikuti jejaknya hingga kini aku bekerja sebagai penulis konten.
Aku selalu merasa beruntung memiliki ayah seperti bapak.
Bapak tak membatasiku untuk berkarya. Aku dibebaskan seluas-luasnya untuk mengejar mimpi.
Bahkan setelah aku lulus sarjana, bapak adalah orang pertama yang sangat berharap aku langsung meneruskan sekolah.
Bapak samasekali nggak pernah berfikir bahwa anak perempuan nya hanya bertugas di dapur, di kasur, dan sumur saja. Aku diberikan hak penuh untuk explorasi.
Meski tak jarang aku juga dimarahi karena sangat malas berberes rumah, tak pandai masak dan super pemilih terhadap makanan.
Kemerdakaan dalam mengemukakan pendapat, di dukung terus untuk belajar, dihargai segala pilihan hidup ku meski tak semuanya sejalan dengan apa yang beliau harapkan adalah kebahagiaan, kenikmatan, dan privilege yang kumiliki lebih dari apapun.
Bapak punya peran besar bagi perjalanan hidupku. Semangatku, ambisiku, adalah buah energi dari beliau.
Sekarang bensinnya sudah habis. Sayapku telah patah sebelah, melangkahpun terasa begitu hampa.
Tak jarang semangatku meredup di tengah-tengah.
No comments:
Post a Comment