Dulu, aku begitu naif.
Merasa wisuda nggak penting-penting amat. Terlalu keras kepala dengan prinsip egois 'yang penting buru-buru lulus biar nggak pengangguran'
Angkuh dan tak tahu diri seolah-olah wisuda hanya tentang-AKU- sampai terlupa bahkan sedikitpun tak mengingat bahwa sesungguhnya wisuda adalah proses pencapaian dari perjuangan orang tua menyekolahkan anak-anaknya. Yang tak ada salahnya kita rayakan sebagai bentuk terima kasih tuk mereka ~
Hari ini aku menyaksikan sendiri,
Bagaimana para bapak ibu mengenakan pakaian terbaik mereka karena anaknya berhasil jadi sarjana
Mereka merekam segala situasi wisuda. Bahkan selembar undangan wisuda saja tak luput mereka abadikan
Aku jadi merefleksi diri, bagaimana perasaanku orang tua ku dulu?
Aku menunda wisuda berbulan-bulan. Meski wisuda online aku pun malas menghadiri prosesi nya. Aku tak membiarkan orang tuaku merayakan wisuda anaknya akibat pemikiran egois ku
Maaf ya pak, bu
Pasti sakit sekali dua anaknya sudahlah angkatan corona, anak perempuan pertamanya keras kepala sok-sokan gamau wisuda :')
Ternyata sedih juga ya ngga pernah ngrasain wisuda :')
Bukan karena prosesinya, tapi momentum melihat ortu bahagia atas pencapaian anaknya-yang walopun sederhana- ternyata begitu bermakna 💔
No comments:
Post a Comment