Tak Melulu Dibagi, Kadar Bahagia Tak Akan Berkurang

Monday, December 28, 2020

Mungkin ini aneh, tapi terkadang momentum membahagiakan yang sedang kita rasakan, tidak perlu terlalu masif untuk kita bagi (Meskipun benar adanya bahwa apa yang kita unggah dalam dunia maya 100% adalah hak kita) 😊


Terkadang, kita perlu melihat sisi lain, bahwa kebahagiaan yang kita bagi, bisa menjadi pedang yang sangat menyakitkan bagi orang lain.


Itulah kenapa salah satu alasan saat sidang dan wisuda, aku cenderung memilih untuk menyembunyikan dan tidak memposting apapun di social media.


Sederhana saja alasannya, menjaga mereka yang mungkin hati dan raganya sedang tertatih dalam berjuang di medan yang sama.


Mengapa memilih 'menjaga' ?

Personal reason.

Berangkat dari 2014 silam, salah satu titik balik kehidupan dimana di usia 18 tahun ditempa kegagalan yang begitu menghujam.

rasanya seperti jatuh dari pohon yang tinggi ditambah ketimpa buah durian.

Sudahlah gagal meraih impian, masih harus menyaksikan begitu riuh kesenangan orang lain atas keberhasilan mereka di berbagai media platform.


Tidak, perasaan itu bukan iri, lebih kepada proses panjang untuk menerima kekurangan diri.

melihat orang lain berhasil, membuat kita cenderung 'menyalahkan diri sendiri'

Membuat kita menjadi sering bertanya 'kenapa orang lain bisa aku tidak bisa?'

Membuat kita terus bertanya 'mengapa harus aku?' 


Dan tanpa sadar, itu melukai diri kita sendiri.


Karena tahu pahitnya terpuruk dalam kebahagiaan orang lain, aku berjanji untuk lebih berhati-hati saat berbahagia.


Dan ternyata . . 

bahagia dalam diam tidak akan pernah mengurangi sedikitpun perasaan bahagia itu sendiri. Justru, rasanya jauh lebih membahagiakan. Karena perasaan tersebut hanya kita bagi dengan sang pemiliki hati, Alloh SWT dengan banyak bersyukur.


Spread love untuk siapapun yang sedang berjuang di jalan apapun ❤️

selagi itu baik, go! 😉

No comments:

Post a Comment

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS