Tahun ini aku mencoba belajar mendefinisikan 'pencapaian' dengan perspektif yang lebih sederhana.
Sederhana namun cukup membuat mataku berkunang-kunang menahan bongkahan air di kedua mata.
Kadang kita berfikir bahwa harta, status, jabatan, dan hal-hal yang sifatnya hitung-hitungan adalah sebuah pencapaian yang wajib-harus-kudu di perjuangan dan 'berhasil digapai'
Nggak salah juga sih berambisi. Itu juga bagus.
Namun bila hal-hal kasat mata belum Allah izinkan buat dicapai, mari tengok dengan 'kacamata lain'
Berbakti kepada orang tua misalnya.
Aku menjumpai banyak temen-temen yang Allah berikan ujian ortu nya sakit atau bahkan kehilangan.
Beberapa diantara mereka terpaksa menunda impian, membagi waktu untuk merawat ortu, atau bahkan berbalik arah menekan ego demi 'menaati perintah' ortu.
Tahukah kamu?
Bagiku, anak-anak ini adalah anak-anak dengan pencapaian paling LUAR BIASA!
Orang tua mereka berhasil mendidik putera puterinya menjadi anak-anak qurratayun..
Berhasil menuntun putera putrinya meraih keridhaan Allah dengan cara yang paling mulia
Bukankah ridha Allah tergantung pada keridhaan ortu?
Merawat ortu yang sakit, menemani masa tua mereka yang semakin terasa 'berjarak', tentu bukan perkara mudah.
Entah tangisan, keluhan, amarah apa yang anak-anak ini coba pendam dan redam demi menundukkan ego mereka.
Perjalanannya sulit, tapi percayalah teman-teman disaat tenaga kita terasa lelah, tangis kita pecah, didera beragam perasaan ingin menyerah, Insya Allah kasih sayang Allah pun berlimpah.
Sekali lagi, bisa punya kesempatan berbakti sama ortu apalagi ditengah situasi sulit adalah PECAPAIAN yang patut dirayakan.
Kau tahu kenapa?
Karena nggak semua anak bisa berbakti sama ortu nya dan berbakti kepada ortu itu 'nggak untuk semua' anak 🥺♥️
Selamat untuk kamu yang hatinya begitu luas mencintai ayah ibumu dengan segala ketidaksempurnaan mereka di hari tuanya 💔