Aku tak pernah menyangka, bahwa kematian, kehilangan bapak untuk selama nya akan menjadi kedukaan yang begitu mendalam, menyesakkan dada. Separuh jiwaku rasanya pergi, hilang, tak bersisa, begitu saja.
Sebuah Perjalanan Kedukaan
Friday, December 31, 2021
Saturday, May 15, 2021
Umur 25 tuh harus punya...
A
B
C
D
E
F
G
.dll
Internet tuh terlalu kejam buat merenggut ketenangan hidup seseorang. Terutama bagi mereka yang mungkin masi belum cukup stabil untuk mengontrol pikiran dan emosi mereka.
Generasi sekarang tertuntut untuk bisa punya A B C tanpa diajari bagaimana caranya berdamai dengan waktu, tanpa dilatih bagaimana bersabar dalam berproses, nggak ngerti gimana caranya bertumbuh dengan pelajaran dan pengalaman.
Mereka cuma dituntut 'untuk memiliki' tanpa pernah tahu 'kenapa kamu harus memilikinya'
Apalagi cuma pakek narasi klasik 'harus begini' karena 'udah umur segini' 'si itu udah Xxx kok kamu belum'
Zzzzzz
Padahal, pun kalo nggak memiliki itu semua, atau belum memiliki nya you deserve to be happy too ... Ya nggak?
Kayak ukuran keberhasilan hanyalah soal 'kepemilikan' soal barang dan kepunyaan yang 'terukur sama mata manusia'
Padahal ada banyak banget X factor dalam hidup ini.
Teringat sama perkataan seorang teman 'umur-umur kayak kita ini emang fase-fase nya banyak ujian. Ya mungkin ada yang 'belum bisa begini' karena ortunya sakit, ortunya meninggal, harus jadi tulang punggung keluarga...' dll
Jadi kayak masalah hidup di dunia ini tuh kompleks banged cuy.
Dannn. Ngga semua hal tuh melulu harus kita punyai looh.
Kalau memang belum perlu, belum butuh? Ya ngga papa buat nggak punya.
Menabung dan invetasi pun setau aku macam nya itu ada banyak. Dan bisa dimulai dari hal-hal yang sederhana yang berkelanjutan (CMIIW).
25 atau apapun dan berapapun umur kita, poin pentingnya cuma 3.
Belajar, berjuang dan ber Doa.
Selebihnya rezeki itu Alloh yang kasih.
Tapiiiii kalo kita masih muda dan MALES. Itu baru jadi masalah.
Kalo kata Agnes Monica, lo tu juga harus bersyukur atas apa yang belum atau tidak kamu miliki.
(Coba resapi)
Ini simple, tapi dalem banget makna nya buat w
Karena sekali lagi, hiduplah di kaki mu sendiri, jangan pernah mau melakukan sesuatu hanya karena keharusan keharusan yang dibuat oleh society~
Punya abc Alhamdulillah jangan lupa bersedekah
Kalo belum punya ya ngga papa, ayo berjuang lagi berusaha lagi.
Kalopun emang selamanya belum dikasih, ya belum rezeki berarti.
Buat berkembang dam meraih pencapaian-pencapaian hidup tuh asli harus diimbangi sama sifat rendah hati & qonaah. Biar nggak 'lepas' apalagi sombong.
Yagasiii~
Thursday, May 13, 2021
Jujur! Aku salud pakek banged sama orang-orang yang masih berusaha banget ngucapin lebaran secara personal. Apalagi kalo ucapan nya nggak copas (walopun copas pun bisa dimaklumi yaa secara banyak bangetttπ€£)
tapi terharu gak si sama orang-orang yang effort nge chatin satu-satu 'Hai X met lebaran. Mohon maaf lahir batin yaa'
Se simpleeee apapun ucapan tersebut, kalo disampaikan nya secara personal, buat aku itu sangat meaningful bangeett :')
Awalnya gakepikiran juga sih soal begian, sampe tersadar gara-gara:
Pertama, aqu punya temen yang konsisten bangettt tiap lebaran selalu ngucapin 'met lebaran ya. Maafin salah ku' bahkan melalui telepon! π€£
Agak kocak si sebenernya, dari sekian banyak temen die yang bejibun, aku termasuk orang yang terlintas di pikirannya buat 'ditelfon' tuh jadi berasa mikir ni orang niat banget ya. Emang aku siapa ampe perlu banget diucapin, lewat telpon pula. Mayan kan nyedot kuota nya lebi banyak π€£ wkwk
Sangking konsistennya, tahun ini ni orang ngucapin lewat IG ku protes 'kok gak ditelfooon kan biasanya ditelfoon' haha!!
Kedua, qu punya temen-temen yang nggak kalah konsisten ngucapin lebaran bahkan sambil nitip salam buat bapak sama ibu. Dan nggak segen buat nambah doa kebaikan buat aqu.
'Luiii met lebaran maaf lahir batin yaa. Semoga kamu bla bla bla' 'salam ya buat bapak ibu'
Entah ini basa basi atau tidak, faktanya berbasa basi untuk kebaikan pun nggak mudah kan?π
And surprisingly
Hari ini aku di diucapin secara personal juga sama salah satu partner kerja sekarang yang which is dia levelnya udah 'atasan' :") Sapalah w yang anak bawang ye kan. Sangking bingungnya keliatan banget w syok 'kaaak!! Yaampunnnn harusnya Lui yang minta maaf .....' wkwk π
Dan ini sih yang paling nge trigger aqu buat bikin tulisan ini.
Kenal banget juga belum. Intensitas komunikasi juga belum banyak, kobisa ya die minta maap? Harusnya aqu lah yang minta ampun parah karena masih suka bikin salah :(
Pada akhirnya ku menyadari spread kindness tuh nggak berbatas ruang dan waktu.
Berbuat baik dan tulus mah just do! Gausa pakek tapi.
Dia yang levelnya lebih senior dan jago aja nggak ada gengsi buat ngucapin. Ya w anak bawangan ngapain masi suka mikir-mikir?
The moral lessons that i learn from them are
1. Kebaikan itu bisa dimulai dari hal yang sederhana, yang deket dengan kehidupan sehari-hari.
Dan awal dari sebuah kebaikan kecil tuh dimulai dengan niat yang tulus, diimbangi dengan action yang baik dan dilakukan secara continue.
2. Aku tim orang yang percaya kalo nggak ada cara apapun yang bisa ngalahin efektivitas komunikasi secara langsung. BUT dengan hengpong yang kita miliki, dengan teknologi yang zuper canggih saat ini, kita bisa bikin orang yang secara jarak jauh sama kita jadi dekat sama kita (jangan kebalik!).
Dan ini tuh kesempatan banget buat menjalin silaturrahmi dengan baik pada siapapun.
Anyway, tulisan nggak penting sebenernya. Hhaha
Tapi rasanya penting buat aku abadikan dalam tulisan buat reminder, bahwa lebaran bisa jadi momen yang menyenangkan buat mempererat silaturrahmi.
No gengsi gengsi club!
Btw terima kasih buat temen-temen yang udah berkenan buat saling bertukar ucapan dan doa di lebaran kali ini.
Happy Eid Mubarak! May Alloh accept our Ibadah and Duas. Aamiin π€²
Friday, May 7, 2021
Seorang anak perempuan duduk bersimpuh pada sajadah basah
Bergetar bibirnya sembari merunduk
Desah nafasnya panjang tersengal
Sesekali ia mengusap air mata yang tak sanggup ia bendung
Ia lebih banyak mengerang
Lidah nan lisan nya kelu
Nampaknya ia begitu terluka
Hanya mampu menengadah doa dengan air mata
Mengingat dosa-dosanya
Mengingat kejahatannya
Mengingat kelalaiannya
Namun ia juga serasa tak sanggup menjalani Ujian-Nya
Anak perempuan tersebut kembali menangis,
Jauh lebih keras ...
-
Sebuah cahaya terang datang, ialah sang Maha Cinta yang mendekat pada anak tersebut seraya berkata,
'Wahai Hambaku, mendekatlah kepada ku sejengkal, seraya aku meraih mu sehasta. Mendekatlah kepadaku sehasta, aku akan medekati mu sedepa, dan jika engkau datang kepada ku dengan berjalan, aku akan mendatangi mu dengan berjalan cepat'
Anak perempuan tersebut semakin larut dalam tangisan panjang
Ia kembali mendengar sang Maha Cinta berkata,
'...Mintalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan...'
Semakin kencang anak perempuan tersebut menangis, semakin tergugu dan membengkak kedua matanya,
Sang Maha Cinta berkata,
'Sesungguhnya aku tidak akan menguji hambaku melebihi batas kemampuannya...'
Masih dalam tangis, anak perempuan tersebut mendengar sang Maha Cinta berkata,
'Minta pertolongan Alloh dengan sabar dan Salat'
Ditengah badai keterputusasaan, bersandar dan memohon pada-Nya adalah jalan terbaik menenangkan diri,
Karena kebahagiaan akan lahir dari ketaatan.
Selamat bersimpuh di 10 malam terakhir Ramadan ❤️
Sunday, April 25, 2021
Kalau dalam satu fase kehidupan kadang hidup ini terasa nggak adil, sesak, pahit, dan melelahkan, nggak papa ...
Karena memang sejatinya kehidupan akan selalu begitu :')
Nggak papa kok buat 'nggak baik-baik saja'
Nggak papa buat sesekali mengeluh, marah, sedih, berteriak, ataupun menangis tersedu
We are still human being.
Mix feeling ini memang sangat kampr*t.
Tapi menyerah tetap bukan jadi pilihan,
Karena,
Kalau kata Rupi Kaur,
What is stronger than the human heart?
Which shatters over and over, and still lives
***
25 April 2020...
Jika hari ini adalah tahun lalu,
Maka hari ini adalah hari dimana aku (seharusnya) wisuda. *Sebelum akhirnya corona meluluh lantakkan segalanya~
***
Jika ada pasukan yang bertugas untuk memaki-maki corona, mungkin aku akan bersedia menjadi prajurit paling depan. Jangankan cuma maki-maki, mis*h-mis*h pun bakal aku jabanin!
Corona datang tepatttt disaat aku selesai menyelesaikan skripsiku, dan disaat itu pula (aku berfikir) corona telah merenggut semua mimpi-mimpiku.
Berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan aku selalu denial dengan apa yang terjadi.
Fase 'menerima' menjadi fase yang sangaaaaaaatttt panjang dan melelahkan untukku.
Kenapa corona harus datang tepat disaat aku lulus, harus meluluh lantakkan banyak hal, membuat perjalanan kehidupan menjadi begitu terjal, Portofolio yang di susun sedemikian rupa di masa kuliah rasanya begitu tak berguna dan sia-sia.
corona membuat ku sedikit kehilangan harapan.
Lama aku menutup diri, menyalahkan diri sendiri, hidup literally hanya untuk sekadar 'bertahan hidup' π
Sangking marahnya dengan kehidupan, aku telah melakukan banyak keputusan bodoh. Salah satu keputusan bodoh yang kulakukan, (terbodoh bahkan). Yaitu menunda wisuda sampai 6 bulan, dan cuma mengikuti prosesi wisuda di kantor sambil headseatan.
Keputusan paling naif yang sangat egois.
Egois sekali tanpa sedikitpun memikirkan perasaan kedua orang tuaku yang di tahun bersamaan dua anaknya harus lulus sebagai 'angkatan corona.'
Aku nggak pernah berfikir bahwa momen wisuda adalah momen yang 'sangat dinanti, oleh kedua orang tuaku
Aku nggak pernah benar-benar memahami ini sampai aku tahu gimana happy nya ibu bapak saat menyaksikan adek wisuda.
Kebodohan tidak selesai sampai disitu, tahun ini pun aku gagal buat lanjut sekolah lagi :')
Kampus impian yang selama ini sangat ingin di genggam, ternyata masih jauh menjadi angan.
Lucu bukan?
Ditengah badai ujian, masih lihai juga menyembunyikan perasaan :')
Nggak nyangka sekarang ada di titik ini, dan telah melewati buanyak titik-titik kelam dalam kehidupan setahun belakangan. Banyak bangettttt yang terjadi, banyak banget yang dikorbanin, diperjuangin, direlakan, wah macem-macem deh.
Lalu, apakah sekarang semuanya terasa lebih mudah? Ternyata nggak juga. Sejatinya hidup ini akan selalu 'naik level'. Seiring mendewasa, ujian hidup pun akan semakin rumit
Dan seperti judul pada blog ini, apa sih makna perjalanan hidup akhir-akhir ini?
I have learned :
1. Hidup ini tuh nggak ada yang pasti. Maka nya kita diminta untuk bersabar, ikhlas, dan bersyukur.
Kita nggak pernah tahu apa yang Alloh kasih ni sebenernya ujian atau nikmat?
Misalnya, Doa kita dikabulin sama Alloh. Apakah itu pasti rezeki? Belum tentu. Bisa jadi rezeki itu sebenernya ujian kan?
Begitupun sebaliknya,
Saat kita dapat musibah, apa itu pasti ujian? Belum tentu juga. Bisa jadi itu adalah nikmat yang manfaatnya memang belum kita rasakan.
Tapi mungkin gak kalo doa yang dikabulkan itu adalah nikmat? Ya mungkin-mungkin aja.
Mungkin gak kalo musibah yang Alloh kasih itu buat menguji hambanya? Ya mungkin-mungkin aja.
Sangking banyak nya 'mungkin-mungkin' inilah dalam menjalani hidup kita harus pegang 3 kunci.
Memperbanyak sabar, ikhlas dan bersyukur, di fase apapuuun.
Susah? Ya susah, karena hadiah nya kan surga
2. Its okay to not be okay
Sekali lagi, nggak baik-baik saja tuh nggak papa.
Belajar buat mengeluarkan emosi dan mengelolanya.
Sedih, marah, kecewa, nangis, berteriak, bahagia, tersenyum, semuanyaaa adalah emosi yang sah-sah saja untuk kita buang.
Ya karena kita ini manusiaaa.
Memendam itu nggak enak, karena ujung dari memendam hanya akan menjadi 'bom waktu'
3. Temukan arti kebahagiaan versi mu sendiri
Ini masi jadi PR juga si buat aku. Hehe
Tapi yang jelas, jangan pernah mengukur kebahagiaan pakek ukuran orang lain, karena nggak akan pernah sama π
4. Be a kind person
Ini juga masi jadi PR buat aku.
Selama ini selalu ngrasa belum bisa jadi orang baik tapi selalu dipertemukan dengan orang-orang baik.
Kurang bersyukur gaksi gue ? π₯Ί
That's why salah satu wishlist yang sangat ingin aku perbaiki di tahun ini adalah menyambung 'silaturrahmi'
Aku tu selalu percaya kebaikan tuh akan mendatangkan kebaikan dan positivity tuh nular gak si?
5. Doa
Selemah-lemahnya iman, tapi sekuat-kuatnya peluru, makanya nggak heran kalo kita diajarin 'Senjatanya orang beriman itu berdoa'
Se ruwet apapun kehidupan, connect to Alloh! π
Kalau kata Ustadz Nouman Ali Khan:
Alloh is the one who can hear you,
Alloh can hear your heart even when your tongue doesn't move.
Kehidupan tuh akan selalu begini, ada ujian, ada kebahagiaan, ada nikmat ada musibah, ada ketawa ada menangis.
Kalau lagi ngerasa pait bangetttt, ngerasa berat bangettt, kita harus selalu yakin kalo Alloh kasi ujian ke kita, nggak mungkin kita gabisa melewatinya.
Alloh tuh yakin kita mampu melewatinya, makanya kita dikasi ujian 'itu'.
Kadar ujian tiap orang juga beda-beda. Nggak boleh ngrasa 'lebih mending' atau 'lebih berat' nggak, semua sudah sesuai dengan porsinya masing-masing.
Buat siapapun yang ngrasa hidupnya lagi jduxbjagsnakxniamzjalbsuxjdkapjwpyti
Jangan ngrasa sendirian yah,
Fase kampr*t ini pasti segera berlalu ...
Lets growing up together, maybe our life gets hard but never forget that youre stronger than you seem
Just believe we can through it all!!❤️
Salam,
-Luinnisa-
Saturday, April 24, 2021
Setahun ini rasanya begitu berat,
Sampai sulit sekali mendefinisikan apa sesungguhnya arti kebahagiaan.
Bagaimana nikmat dan ujian rasanya seperti tak ada bedanya.
Ya Alloh, kemana sesungguhnya kaki ini akan melangkah?
Mengapa setiap perjalanan selalu terasa begitu menyesakkan?
--
Ya Alloh, berat sekali rasanya.
Perih, takut, bingung, gelisah,
Batin dan pikiran rasanya terguncang dengan ketidaktenangan
Jika Doa adalah sebagai penguat
Rasanya bibir ini sudah beku dan kelu
Hanya bisa menengadah sambil terisak dan menangis
Ditengah badai perasaan yang begitu campur aduk, hanya kepada-Mu lah semua kusandarkan
Berharap engkau senantiasa sudi menguatkan hamba-Mu yang lemah dan tak berdaya ini
Buat aku terus menguat dan mampu menemukan,
apa sesungguhnya arti kebahagiaan
-24 April 2021-
Sunday, April 18, 2021
Sunday, March 28, 2021
Hidup ini kita yang menjalani, setiap keputusan dan langkah yang kita ambil, ya kita sendiri yang akan bertanggung jawab dan mengunduh hasilnya (whatever it is).
Jadi, nggak perlu terlalu repot-repot memikirkan omongan orang lain.
Nggak perlu memusingkan pertanyaan, pernyataan, dan penilaian orang lain.
Buat apa?
Mereka sedikitpun tidak akan berkontribusi untuk kebahagiaan dan keberlangsungan hidupmu.
Fokus menjadi diri sendiri, mencintai diri sendiri dengan versi terbaikmu
Dunia ini terlalu sempit untuk mereka yang terlalu longgar mengomentari orang lain. Hehe
---
Note:
Bodoamat tidak sama dengan anti kritik.
Saran dan kritik itu ada adabnya, ada caranya. Orang yang betul-betul peduli pada dirimu, akan memperhatikan bagaimana dan kapan waktu terbaik untuk menyampaikan masukan-masukannya.
Friday, March 12, 2021
Mengutarakan opini dan berpendapat bagi seorang perempuan kerapkali dianggap sebuah perbuatan yang tidak lazim.
Perempuan yang lantang bersuara tak jarang dirundung dengan predikat 'galak' 'susah diatur' 'crewet' dan segudang sterotipe tak mengenakkan lainnya.
Padahal, untuk mengumpulkan keberanian saja sungguh bukan perkara mudah.
Keberanian adalah sebuah proses menguatkan diri sendiri. Meyakinkan diri sendiri untuk melangkah maju meski tak jarang dihinggapi perasaan takut dan cemas.
Bersuara itu bukan untuk merasa menjadi super power, bersuara adalah melebarkan pandangan dan membangun sebuah diskursus yang lebih bijaksana.
Bukankah dunia ini begitu luas dengan beragam kekayaan pikiran dan sudut pandang?
Berani bersuara bukan kekurangan.
Bersuara adalah modal membangun peradaban.
Kalau kata Oprah Winfrey & Najwa Shihab 'You get in life what you have the courage to ask for' (Oprah Winfrey)
'Keberanian kamu untuk mengungkapkan apa yang kamu mau dan kamu anggap penting itu yang akan kamu dapatkan dalam hidup.
Kita hidup cuma satu kali, jadi kalau kita mau dapet sesuatu, mau mengubah sesuatu, mau membangun sesuatu, mau dimengerti ,pilihannya cuma satu, 'BERANI BICARA'. (Najwa Shihab)
Sunday, January 17, 2021
Ketika perempuan memiliki cita-cita yang 'tinggi'
Maka seketika itu pula ia menjadi aib
Seolah-olah perempuan harus dan 'hanya boleh' memiliki kapasitas rata-rata BUKAN 'diatas rata-rata'
Tak jarang pula urusan cita dan domestik selalu dibentur-benturkan
Seolah keduanya tak akan pernah berjalanan beriringan
Mereka yang memilih untuk menjadi 'pahlawan rumah', sering dianggap lemah dan tak berdaya
Pun mereka yang memilih turut berjuang dengan cita selalu saja dianggap tak maksimal dalam memegang peran rumah tangga
Perempuan selalu saja menjadi ajang perdebatan
Tak akan pernah usai, sampai kita 'seharusnya' bisa saling memahami, menghormati dan bertumbuh dengan dewasa
bahwa apapun pilihan perempuan,
melemahkan, menyepelekan, menertawakan, menyindir, dan menyudutkan bukanlah tindakan yang patut dibenarkan.