Kehilangan adalah keniscayaan.
Yang akan datang menghampiri SIAPAPUN dan menyimpan sesak entah sampai kapan.
Aku tidak tahu bagaimana mendiskripsikan perasaan ku setelah kehilangan bapak, bahkan setelah hampir setengah tahun berlalu.
Aku masih merangkak, berjalan begitu lambat untuk melangkah 'mau ngapain melanjutkan hidup'
Kedukaan karena kematian adalah ujian paling 'kurang ajar'.
Kita dipaksa untuk ikhlas dan menerima yang bahkan otak dan hati kita begitu terlunta-lunta mendefinisikan kematian itu sendiri.
Aku juga tidak bisa menggambar kan dengan jelas bagaimana rasanya.
Karena sedih dan menangis tak akan pernah cukup mewakili kecamuk hati yang begitu perih mengiris.
Dadak ku sesak jika harus mengingat momentum kepergian bapak.
Lantas, bagaimana mungkin orang lain memintaku 'melupakan?'
Jika tak ada satu hari pun yang kulewatkan untuk memikirkan bapak
Dalam doa selalu teringat
Memohon pada-Nya untuk dilapangkan kubur nya.
5 waktu. Setiap hari.
Maka tak ada kata dan kalimat yang bisa mewakili perasaan ini selain,
Kehilangan, kedukaan karena kematian adalah trauma yang mungkin akan kita bawa seumur hidup.
Ujian yang Allah titipkan dengan bobot tak terhingga
Semoga Allah pulihkan segala sesak nya pelan-pelan...
19.55
Jan 22, 2022